MAKALAH
PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA KELAS TINGGI
“Metode
dan Strategi Kemampuan Berbicara”
Disusun
Oleh : Kelompok II
Eta
Aprilia (15129098)
Nur
Elisa Putri (151291)
Rima
Mulyani (15129110)
Sepni
Wirna (15129112)
Seksi : 15 BKT 07
Dosen
Pembimbing : Dr. Taufina Taufik, M.Pd
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Berbicara merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap siswa. Secara
sederhana menurut berbicara menurut Akhadiah,dkk(dalam Taufina Taufik.2016:91)
mengemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan. Berbicara memiliki tujuab untuk membrikan informasi kepada
penerima informasi (komunikan),dimana informasi tersebut harus bisa dipahami
dengan baik oleh si penerima informasi. Dalam hal ini guru berperan memberikan
informasi kepada siswa dengan baik dan dapat dipahami dan dilaksanakan apa yang
diperintahkan, maka diperlukan strategi berbicara yang tepat.
Oleh karena hal itu,
dalam makalah ini diijabarkan beberapa stategi berbicara yang dapat dipakai
oleh guru dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian kemampuan berbicara?
2.
Apa tujuan berbicara?
3.
Apa manfaat berbicara?
4.
Bagaimana metode dan strategi dalam berbicara?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian kemampuan berbicara.
2.
Mengetahui tujuan berbicara.
3.
Mengetahui manfaat berbicara.
4.
Mengetahui apa saja metode dan strategi dalam
berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE DAN STRATEGI BERBICARA
A. Pengertian
Berbicara
Pentingnya
keterampilan berbicara bukan saja bagi guru, tetapi juga bagi siswa sebagai
subjek dan objek didik. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dituntut terampil
berbicara. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Suyoto
(2003:32) bahwa seseorang yang terampil berbicara cenderung berani tampil di
masyarakat. Dia juga cenderung memiliki keberanian untuk tampil menjadi
pemimpin pada kelompoknya.
Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan
(Tarigan, 1993 : 15).
Pendapat yang
sama disampaikan oleh Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa
berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada
orang lain.
Berbicara
merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang kalau
tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak
akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan
berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau takut
salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau keterampilan berbicara
itu semakin jauh dari penguasaan. Keterampilan berbicara lebih mudah
dikembangkan apabila murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan
sesuatu secara alami kepada orang lain, dalam kesempatan-kesempatan yang
bersifat informal. Selama kegiatan belajar disekolah, guru menciptakan berbagai
lapangan pengalaman yang memungkinkan murid-murid mengembangkan kemampuan
berbicara.
B. Manfaat
Berbicara
Menurut
Samsuri dan Sadtono (1990 :34), keterampilan berbicara dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SD,diarahkan agar siswa memiliki kemampuan untuk :
1. Berpragmatik
secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan.
2. Menghargai
dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara.
3. Memahami
bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan kreatiif untuk berbagai
tujuan.
4. Menggunakan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan iteklektual serta kematangan
emosional dan sosial.
C. Tujuan
Berbicara
Menurut Tarigan (1991 : 134-135),
“Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu :
1.
Menghibur
2.
Menginformasikan
3.
Menstimulasikan
4.
Meyakinkan pendengar terhadap sesuatu.
5.
Menggerakkan pendengar dengan kepandaian dalam
berbicara.
D. Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan
guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Terdapat metode-metode pembelajaran
dari metode yang berpusat pada guru (ekspositori), seperti ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, sampai dengan metode yang berpusat pada siswa (discovery/
inquiry), seperti eksperimen.
1.
Metode ceramah merupakan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelas.
2.
Metode tanya jawab merupakan metode mengajar dimana guru menanyakan
hal-hal yang sifatnya faktual.
3.
Metode diskusi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu
masalah.
4.
Metode kerja kelompok, dengan metode ini siswa dalam suatu kelas dipandang
sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
5.
Metode demonstrasi dan
eksperimen, dengan demonstrasi guru atau narasumber atau siswa mengadakan suatu
percobaan.
6.
Metode sosiodrama dan
bermain peran merupakan
metode mengajar dengan cara mendramatisasikan masalah-masalah
hubungan sosial. Merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati.
7.
Metode pemberian tugas
belajar dan resitasi, dengan metode ini guru memberikan tugas, siswa mempelajari kemudian
melaporkan hasilnya.
8.
Metode karyawisata, merupakan suatu metode mengajar di mana guru mengajak
siswa ke suatu objek tertentu dalam kaitannya dengan mata pelajaran di sekolah.
9.
Drill atau pemberian latihan merupakan cara mengajar dengan memberikan
latihan-latihan terhadap apa yang dipelajari.
10.
Metode debat, merupakan salah
satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
11.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama-sama. Memusatkan pada masalah kehidupannya
yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan
dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
12.
Cooperative Script, adalah metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang
dipelajari.
13.
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis.
14.
Metode Jigsaw, dalam metode ini guru membagi satuan informasi
yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi
siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa
sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/
subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
E. Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi
komunikasi atau communication
strategies (Thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang yang
harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yakni:
1.
Menggunakan kata-kata yang
banyak/tidak langsung (tidak to the point)
2.
Mengubah kata-kata baru agar lebih
dikenal (penyerapan kata asing), contoh: mesjid
3.
Menggunakan kata-kata yang umum
atau sudah dikenal.
4.
Menggunakan ekspresi atau alih kode,
contoh:menggunakan bahasa yang sopan pada orang yang lebih tua.
5.
Menggunakan gerak tubuh
atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan.
Strategi yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berbicara menurut Taufina (2016 :
101-128) :
1. Mendongeng
Langkah-langkah
mendongeng untuk kelas tinggi:
1) Siswa
mendapatkan lembaran teks dongeng singkat dari guru.
2) Siswa
membaca dongeng dalam hati.
3) Siswa
mendongeng secara lisan ke depan kelas.
4) Guru
memberikan tanggapan kepada siswa yang membaca dongeng.
5) Siswa
kembali membacakan dongeng ke depan kelas (siswa yang berbeda dari siswa
sebelumnya).
6) Guru
memberikan tanggapan kepada siswa yang membaca dongeng.
7) Siswa
menyimak dongeng yang dibacakan oleh guru dengan benar.
8) Guru
berhenti bercerita dan bertanya jawab dengan siswa jika dalam dongeng terdapat
nilai-nilai kehidupan.
9) Siswa
diminta kembali membacakan dongeng ke depan kelas untuk melihat pemahaman
siswa.
2. Bermain
Peran
Langkah-langkah bermain
peran:
a. Siswa
mendapatkan lembaran teks drama dari guru, dalam teks drama tersebut banyak
melakukan gerakan dan ekspresi.
b. Siswa
membaca dan menghayati teks drama.
c. Siswa
diminta untuk memerankan masing-masing tokoh dalam teks drama dengan melihat
teks di depan kelas (jika ada tiga tokoh maka dibutuhkan tiga siswa).
d. Siswa
lain menanggapi drama singkat siswa yang tampil tadi, baik dari segi mimik,
intonasi maupun ekspresinya.
e. Siswa
diminta kembali memerankan masing-masing tokoh dalam teks drama dengan melihat
teks didepan kelas (bukan siswa yang tadi tampil melainkan siswa lainnya).
f. Siswa
lain menanggapi drama singkat siswa yang tampil tadi,baik dari segi mimik,
intonasi maupun ekspresinya.
g. Guru
meluruskan bagaimana seharusnya ekspresi, intonasi, mimik yang tepat pada teks
drama dengan memerankan secara langsung tokoh yang ada dalam teks drama.
h. Guru
berhenti berdrama saat ada nilai-nilai kehidupan dan bertanya jawab dengan
siswa seputar nilai tersebut.
i.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang dalam tiap kelompok terdapat maksimal lima siswa dan minimal tiga siswa.
j.
Siswa mendapatkan lembaran teks drama
sederhana dari guru, masing-masing kelompok mendapatkan teks drama yang
berbeda.
k. Siswa
diminta menghafalkan teks drama dan menampilkannya ke depan kelas jika hari itu
bisa ditampilkan jika tidak ditampilkan pada pertemuan berikutnya.
l.
Siswa dari kelompok lain menanggapi
drama yang dilakukan oleh kelompok yang tampil.
m. Kelompok
kedua menampilkan dramanya ke depan kelas dan seterusnya.
n. Guru
menanggapi semua kelompok yang telah tampil baik intonasi, mimik maupun
ekspresi.
3. Cerita
Berantai
Langkah-langkah cerita
berantai:
a. Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang dalam setiap kelompok terdapat delapan siswa.
b. Siswa
mendengarkan ketentuan-ketentuan dalam kegiatan.
c. Siswa
berdiri di kelompok masing-masing dari depan ke belakang di bawah bimbingan
guru.
d. Siswa
di barisan pertama masing-masing kelompok diajak ke luar kelas dan diberikan
sebuah teks cerita sederhana atau disampaikan secara langsung oleh guru dan
dihafalkan,kemudian kembali ke tempat duduk semula.
e. Siswa
yang barisan pertama tadi membisikan ke teman yang berada di bangku kedua
setelah aba-aba yang diberikan guru. Siswa yang di bangku kedua membisikannya
kepada siswa yang berada di bangku ketiga dan seterusnya hingga siswa terakhir.
f. Siswa
terakhir dari anggota kelompok yang telah mendengarkan bisikan dari teman di
depannya mengangkat tangannya.
g. Siswa
yang mengangkat tangan menyampaikan secara lisan hasil bisikan yang diterima
dari teman yang di depannya.
h. Siswa
dari kelompok lain menanggapi hasil simakannya.
i.
Masing-masing siswa terakhir dari setiap
kelompok menyapaikan secara lisan hasil simakannya di depan kelas.
j.
Masing-masing siswa di bagian depan
memberikan tanggapan dan menyampaikan secara lisan apa yang disimak saat di
luar kelas tadi.
k. Guru
meluruskan jika ada hasil simakan yang salah dari siswa.
l.
Siswa yang berdiri di bagian depan
pindah ke bagian belakang dan siswa yang berdiri diuurutan kedua melangkah ke
depan menggantikan siswa pertama yang pindah ke belakang.
m. Masing-masing
siswa di bagian depan kembali diajak ke luar kelas untuk mendengarkan simakan
yang akan disampaikan kepada teman-teman dan seterusnya sama seperti kegiatan
pertama.
4. Media
Gambar dalam Bercerita
Langkah-langkah media
gambar dalam bercerita:
a. Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas empat siswa.
b. Siswa
duduk dalam kelompok di bawah bimbingan guru.
c. Siswa
menyimak kegiatan yang akan dilakukan.
d. Siswa
mendapatkan beberapa potongan gambar yang saling berhubungan satu sama lain
yang disusun secara acak oleh guru (maksimal sembilan potongan gambar dan
minimal lima potongan gambar).
e. Siswa
mendengarkan judul cerita tentang gambar.
f. Siswa
berdiskusi bersama kelompok maing-masing untuk menetukan susunan gambar yang
benar.
g. Kelompok
siswa yang pertama berhasil menyusun gambar mengacungkan tangannya dan memperlihatkan
kepada kelompok lain serta menceritakan cerita dari gambar ke depan kelas.
h. Kelompok
lain menanggapi susunan cerita.
i.
Siswa dari masing-masing kelompok
menceritakan hasil susunan gambar ke depan kelas seperti kelompok pertama.
j.
Guru memajang gambar urutan cerita yang
benar di papan tulis.
k. Siswa
menyimak cerita guru yang disesuaikan dengan gambar yang telah disusun secara
berurutan.
l.
Guru berhenti bercerita dan
bertanya jawab jika ada dalam cerita
terdapat nilai-nalai kehidupan.
5. Menyajikan
Informasi atau Pidato
Langkah-langkah
menyajikan informasi (pidato):
a. Siswa
mendengarkan penjelasan tentang pidato, cara membuat pidato dan lainnya yang
berhubungan dengan pidato.
b. Siswa
mempersiapkan perlengkapan untuk membuat pidato.
c. Siswa
membuat sebuah pidato sederhana di bawah bimbingan guru, yang temanya
ditentukan oleh siswa sendiri ataupun dari guru.
d. Beberapa
siswa membacakan pidato hasil karangannya ke depan kelas.
e. Siswa
lain menanggapi pidato yang disampaikan teman, baik dari segi ekspresi, isi
pidato dan lainnya.
f. Guru
ikut serta memberikan tanggapannya.
g. Siswa
menyimak pidato yang disampaikan oleh
guru (saat berpidato usahakan banyak interaksi dengan siswa agar tidak terkesan
monoton).
h. Guru
berhenti pidato jika ada nilai-nilai kehidupan dan bertanya jawab tentang
nilai-nilai tersebut.
i.
Siswa mengumpulkan pidato yang telah
dibuatnya tadi kepada guru.
6. Berpatisipasi
dalam Diskusi
Langkah-langkah
berpatisipasi dalam diskusi:
a. Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari empat siswa.
b. Siswa
menyimak informasi berupa materi yang disampaikan oleh guru.
c. Siswa
bertanya seputar materi kepada guru (jika tidak ada siswa yang bertanya maka
gruru sendirilah yang membuat pertanyaan).
d. Guru
meminta masing-masing kelompok memberikan pendapatnya terhadap solusi
permasalahan.
e. Siswa
berduskusi dengan anggota kelompok untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
f. Masing-masing
kelompok memberikan pendapatnya terhadap solusi permasalahan.
g. Siswa
lain menanggapi pendapat siswa tersebut dan memberikan pendapat juga atas
permasalahan.
h. Guru
mengarahkan jawaban siswa ke arah yang benar jikajawaban siswa salah.
i.
Siswa bersama dengan guru menyimpulkan
solusi dari permasalahan.
7. Sandiwara
Boneka
Langkah-langkah
sandiwara boneka:
a. Siswa
menyimak penjelasan guru tentang sandiwara boneka.
b. Siswa
menyimak video tentang sandiwara boneka yang diputarkan oleh guru.
c. Siswa
bertanya jawab tentang video yang diputarkan ataupun seputar sandiwara boneka.
d. Siswa
dibagi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari empat siswa.
e. Masing-masing
perwakilan anggota kelompok mengambil gulungan kertas untuk menentukan judul
sandiwara boneka yang akan diperankan oleh masing-masing siswa (gulungan kertas
telah dipersiapkan guru sebelum pembelajaran dimulai).
f. Siswa
mendapakan naskah cerita yang sesuai dengan judul pada gulungan kertas yang
diambil dari guru.
g. Siswa
mendapatkan boneka tangan yang sesuai perannya dari guru (guru juga sudah
menyiapkan semua boneka tangan yang diiperlukan dalam semua cerita siswa).
h. Siswa
diberikan waktu untuk menghafal teks cerita dan berlatih memainkan boneka
tangan.
i.
Masing-masing siswa menampilkan
sandiwara boneka tangan sesuai cerita yang didapat di depan kelas dan kelompok
lain menanggapi penampilan tersebut.
j.
Guru memberikan penilaian terhadap
masing-masing kelompok.
k. Masing-masing
kelompok diminta untuk lebih berlatih lagi di rumah dalam memainkan sandiwara
boneka (melatih kembali penguasaan cerita yang telah ditampilkan oleh
kelompok).
l.
Siswa menampilkan sandiwara boneka lagi
di pertemuan selanjutnya setelah siswa berlatih di rumah.
8. Lihat
Ucap
Langakh-langkah lihat
ucap:
a. Guru
mempersiapkan benda-benda yang akan dipergunakan dalam kegiatan.
b. Siswa
memperhatikan benda yang dipajang oleh guru di papan tulis.
c. Siswa
mengucapkan benda yang dipajang di depan kelas secara benar dan jelas.
d. Siswa
kembali melihat benda yang dipajang guru dan kembali mengucapkannya.
e. Untuk
kegiatan selanjutnya guru mempersiapkan benda-benda di tempat yang tertutup
yang tidak terlihat oleh siswa.
f. Siswa
dibagi beberapa kelompok yaitu satu kelompok empat siswa.
g. Masing-masing
siswa duduk secara melingkar di bawah bimbingan guru.
h. Satu
persatu anggota masing-masing kelompok dipanggil ke depan kelas dan diberi
waktu 30 detik untuk melihat benda tersebut.
i.
Siswa kembali ke kelompoknya dan
digantiakn oleh teman lainnya dan diberi waktu yang sama juga dan seterusnya.
j.
Setelah semua siswa mengamati benda,
siswa diminta saling berdiskusi dengan dengan anggota kelompoknya tentang benda
apa saja yang dilihatnya.
k. Masing-masing
kelompok menyebutkan benda yang dilihat secara lisan ke depan kelas.
l.
Siswa dari kelompok lain menanggapi
benda yang disebutkan oleh kelompok yang tampil.
m. Untuk
memastikannya guru memperlihatkan semua benda yang dilihat kepada siswa.
n. Siswa
di bawah bimbingan guru menyimpulkan benda apa saja yang dilihat.
9.
Membaca PuisI
secara Kor
Langkah- langkah bercerita membaca puisi secara kor:
a.
Sisiwa
mendengarkan penjelasan tentang membaca puisi secara kor.
b.
Guru membacakan
sebuah puisi secra perlahan denga intonasi dan ekspresi yang benar(dibacakan
perbaris dan melanjutkan puisi setelah siswa mengulang baris pertama puisi yang
dibacakan tadi).
c.
Siswa mengulang
puisi yang dibacakan oleh guru secara serempak (mengulang perbaris).
d.
Guru membacakan
kembali baris kedua dan diikuti secara serempakoleh siiswa dan seterusnya
sampai akhir puisi.
e.
Siswa dibagi
dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri atas enam siswa.
f.
Masing-masing
kelompok mendapatkan lembaran puisi yang berbeda.
g.
Siswa di bawah
bimbingan guruberlatih membaca puisi secra kor.
h.
Masing-masing
kelompok menampilkan secara sederhana berpuisi secara kor di depan kelas dengan
melihat teks puisi.
i.
Kelompok lain
dan guru menanggapi puisi secar jor yang ditampilkan masing-masing kelompok.
j.
Siswa menyimak
masukan dari guru.
k.
Masing-masing
kelompok diminta berlatih membaca puisi secara kor di rumah dan ditampilkan di
pertemuan berikutnya.
l.
Siswa bersam
guru menyimpulkan solusi dari permasalahan .
10. Ulang Ucap
Langkah-langkah ulang ucap:
a.
Guru
mempersiapkan kalimat yang berhubungan dengan pengetahuan
b.
Siswa menyimak
kalimat yang dibacakan oleh guru.
c.
Siswa mengulang
kembali kalimat uang diseutkan oleh guru secar bergantian di depan kelas.
d.
Guru menaggapi
bacaan dari masing-masing siswa.
e.
Siswa kembali
menyimak kalimat yang disbutkan guru.
f.
Siswa kembali
mengulang kalimta yang diucapkan gurudi depan kelas seperti kegiatan pertama.
g.
Jika terdapat
pemahaman kalimat yang diucapkan misalnya nilai-nilai ilmu pengetahuan, siswa
dan guru melakukan tanya jawab.
11. Bercakap-cakap
Langkah-langkah bercakap-cakap:
a.
Siswa bertanya
jawab dengan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
b.
Siswa menyiapkan
perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan nantinya, yaitu buku.
c.
Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok.
d.
Siswa duduk
secar melingkar berkelompok.
e.
Siswa menyimak
penjelasan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok.
f.
Siswa menyimak
dan mencatat permasalahan yang akan didiskusikan dalam kelompok.
g.
Siswa berdiskusi
dengan teman sekelompoknya tentang solusi dari permasalahan.
h.
Masing-masing
kelomppok melaporkan hasil percakapan dengan kelompoknyadi depan kelas.
i.
Kelompok lain
menanggapi hasil percakapan kelompok yang tampil.
j.
Guru memberikan
masukan kepada siswa dam meluruskan pendapat siswa jika pendapat salah atau
kurang mengarah.
k.
Siswa
menyimpulkan solusi dari permasalahn di bawah bimbingan guru.
Contoh:
guru meminta siswa membahas percakapan cara meghormati teman dan guru
disekolah.
12. Modelling the Way
Langkah-langkah modelling the way:
a.
Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok belajar, satu kelompok terdiri dari empat siswa.
b.
Siswa duduk
secar melingkar di kelompok masing-maing.
c.
Masing-masing
diberikan judul tema kegiatan yang berbeda.
d.
Masing-masing
kelompok berdiskusi untuk merancang skenario apasaja yang dilakukan dalam
kegiatan tersebut secara berurutan misalnya kegiatan bangun tidur sampai pergi
ke sekolah.
e.
Masing-masing
kelompok menampilkan skenario di depan kelas.
f.
Kelompok lain
menanggapi skenario kelompok tampil.
g.
Siswa
mendengarkan penjelasan guru baik berupa perbaikan skenario dan lainnya.
Contoh:
siswa membuat skenario langkah-langkah membuat segelas teh manis.
13. Laporan
Lisan
Langkah-langkah
laporan lisan :
a.
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
b.
Siswa duduk secara bersama dalam
kelompok di bawah bimbingan guru.
c.
Masing-masing kelompok melakukan
percobaan seperti percobaan rangkaian seri dan paralel.
d.
Masing-masing siswa saling bekerjasama
untuk membuktikan rangkaian seri dan pararel yang telah dijelaskan secara teori
dalam materi pelajaran.
e.
Masing-masing kelompok membuat hasil
laporan tentang percobaan.
f.
Masing-masing kelompok mengumpulkan
laporannya kepada guru.
g.
Masing-masing kelompok menyebutkan hasil
laporannya di depan kelas.
h.
Kelompok lain menanggapi hasil laporan
teman.
i.
Untuk membuktikan hasil laporan sisiwa,
guru kembali melakukan percobaan rangkaian seri dan paralel dan diperhatikan
oleh siswa.
j.
Siawa menyimpulkan secara tepat simpulan
dari percobaan.
14. Bernain
Drama
Langkah-langkah
bernain drama
a.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang drama.
b.
Siswa menyimak mimik, intonasi, dan
ekspresi, guru saat guru membacakan drama.
c.
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,1
kelompok terdiri dari 4-6 siswa.
d.
Siswa duduk secara bersama dalam
kelompok.
e.
Masing-masing kelompok mendapatkan
naskah drama yang berbeda dari guru.
f.
Masing-masing kelompok membagi peran
anggota kelompoknya.
g.
Masing-masing kelompok berlatih
memainkan peran dalam naskah drama dibawah bimbingan guru.
h.
Masing-masing kelompok menampilkan drama
kedepan kelas dengan melihat teks atau tanpa teks bagi siswa yang sudah
dihafal.
i.
Kelompok lain memberikan pendapat
tentang penampilan kelompok yang tampil.
j.
Masing-masing kekompok mendapatkan
masukan dari guru.
k.
Masing-masing kelompok diminta untuk
melatih kembali drama dirumah dan ditampilkan secara lisan pada pertemuan
berikutnya.
15. Parafrase
Langkah-langkah
parafrase:
a.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang
parafrase.
b.
Siswa bertanya jawab terhadap kegiatan
yang akan dilakukan.
c.
Siswa mempersiapkan perlengkapan untuk
kegiatan (buku dan pena).
d.
Siswa menyimak puisi yang dibacaan guru.
e.
Siswa menulis prosa yang berhubungan
dengan puisi yang telah dibacakan tadi (isi dari puisi tersebut).
f.
Beberapa siswa menceritakan prosa yang
telah dibuatnya kedepan kelas.
g.
Siswa lain menanggapiprosa yang
dibacakan.
h.
Siswa mengumpulkan prosa yang telah
dibuat tadi kepada guru.
i.
Guru menulis puisi yang dibacakan di
papan tulis.
j.
Siswa di bawah bimbingan guru
menyebutkan kata kunci yang terdapat pada puisi untuk merangkai sebuah prosa.
16. Wawancara
Langkah-langkah
wawancara:
a.
Siswa mendengarkan informasi dari guru
bahwa akan diadakan suatu kegiatan wawancara.
b.
Siswa mempersiapkan perlengkapan yang digunakan saat wawancara.
c.
Siswa menyusun pertanyaan yang akan
ditanyakan di bawah bimbingan guru seperti siapa nama, tempat tinggal, dan
lainnya.
d.
Siswa melakukan wawancara dengan teman
sebangku secara bergantian.
e.
Siswa menyimak dan mencatat jawaban
pertanyaan dari narasumber.
f.
Siswa membuat laporan hasil wawancara
dengan teman sebangku.
g.
Siswa membacakan hasil wawancara ke
depan kelas.
h.
Siswa yang menjadi narasumber menanggapi
benar atau salah hasil wawancara.
i.
Siswa mengumpulkan hasil wawancara kepada
guru.
17. Deskripsi
Benda
Langkah-langkah
deskripsi benda:
a.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
b.
Siswa duduk dalam kelompok di bawah
bimbingan guru.
c.
Siswa mendengar ketentuan dalam kegiatan
kelompok yang disebutkan oleh guru.
d.
Siswa menyimak deskripsi benda yang
disebutkan guru.
e.
Siswa bertanya tentang deskripsi benda
yang disebutkan guru, 1 kelompok bertanya dengan maksimal 2 pertanyaan.
f.
Siswa kembali mendengarkan petunjuk
benda yang disampaikan guru.
g.
Siswa yang pertama menunjuk tangan,
menyebutkan isi jawabannya dan jika jawaban siswa benar, siswa menuliskannya ke
papan tulis dan mendapatkan poin untuk kelompoknya.
h.
Siswa mendengarkan penjelasan guru dan
bertanya tentang jawabannya.
i.
Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapatkan poin terbanyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan (Tarigan, 1993 : 15).
Menurut Tarigan (1991 : 134-135), “Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi
lima golongan, yaitu : Menghibur, Menginformasikan, Menstimulasikan, Meyakinkan
pendengar terhadap sesuatu dan Menggerakkan pendengar dengan kepandaian dalam
berbicara.
Startegi dalam berbicara diantaranya : mendongeng,bermain peran, cerita
berantai, media gambar dalam bercerita, menyajikan informasi (pidato),
berpartisipasi dalam diskusi, sandiwara boneka, lihat ucap, bercerita atau
membaca puisi secara kor, ulang ucap, bercakap-cakap, modelling the way,
laporan lisan, bermain drama, parafrase, wawancara dan deskripsi benda.
B. Saran
Dari makalah
yang telah penulis buat, mungkin
terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari
kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan
motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Taufina,
2006. Mozaik Keterampilan Berbahasa di
Sekolah Dasar. Bandung: Angkasa
Sapani, Suardi, dkk.
1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta:
Depdikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar