Minggu, 01 Oktober 2017

Cerpen Anak : Andai Aku Handphone Canggih



Cerpen
Andai Aku Handphone Canggih
Oleh : Eta Aprilia

Suasana di rumah siang itu agak sepi. Putri melangkah menuju dapur untuk mencari beberapa makanan. Tak lama kemudian putri kembali dengan beberapa donat yang diletakkan di atas piring dan segelas sirup dingin. Putri memilih untuk istirahat di kamar siang itu. Putri biasa mengurung diri di kamarnya,sepulang sekolah dia langsung masuk kamar. Dia akan keluar kamar jika ada yang diperlukan saja.
Setelah memakan beberapa donat akhirnya putri merasa kenyang. Dibiarkan saja piring dan gelas yang telah dipakai itu terletak di atas meja belajar. Setelah selesai makan biasanya putri membuka sebuah buku berwarna merah jambu,kemudian putri akan mencoret buku tersebut dengan kata-kata dan isi hatinya. Biasanya dia menulis puisi,cerpen dan kadang hanya mencoret-coret tak menentu saja. Putri masih kelas lima SD. Tulisan-tulisannya masih sederhana.
“huuh...bosan.” Putri menghela nafas kemudian meletakkan pulpen di atas buku merah jambu. Putri anak tunggal sehingga dia tidak memiliki teman untuk berbagi cerita di rumahnya. Mama dan papanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“Mama dimana ya..? mending aku cari mama,mana tau lagi nggak sibuk.” Putri melangkah keluar kamar menuju ruang tamu. Di sofa dia melihat mama sedang memegang handpone. Putri berlari-lari kecil menuju sofa tempat mamanya duduk.
“Ma...” sapa Putri sambil duduk disamping mamanya.
“iya nak...kok kamu nggak belajar? Nggak ada tugas sekolah hari ini?” tanya mama sambil sibuk dengan handponenya.
“Lagi nggak ada tugas ma..” sahut putri.
“ Mama lagi sibuk ya..?” tanya Putri.
“Iya mama lagi sibuk sayang...kamu istirahat sana”
“Papa pulang jam berapa ma?” tanya Putri lagi.
“Papa hari ini nggak pulang ke rumah sayang...papa ada kerjaan penting di luar.” Putri kecewa dengan jawaban mamanya,dia berharap papa bisa menemaninya. Ternyata tidak,malahan papa tidak pulang ke rumah hari itu. Dengan muka cemberut Putri kembali masuk ke kamar. Dan kembali melakukan kegiatan-kegiatan yang membosankan menurutnya.
Setelah beberapa menit duduk diam di dalam kamar,tiba-tiba Putri mengingat temannya Ayu. Putri memutuskan untuk main ke rumah Ayu.
“Mmm..kalau mama tau aku ke rumah Ayu pasti nggak di kasih izin. Bagaimana caranya aku bisa ke rumah Ayu?” Putri bingung bagaimana cara supaya mamanya tidak mengetahui dia keluar dari rumah.
“O iya...aku punya cara,keluar lewat jendela saja.” Akhirnya Putri keluar lewat jendela kamarnya. Putri langsung berlari-lari kecil menuju gerbang depan.
Akhirnya putri sampai di rumah Ayu.
 “Assalamu’alaikum...” Putri mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah Ayu.
“Wa’alaikumsalam...” jawab ibu Ayu sambil membuka pintu.
“eh..Putri, ayo masuk nak...”
“ Mmm...Putri mau bertemu Ayu bu...Ayu dimana bu?” tanya Putri kepada ibu Ayu.
“ Ayu baru saja keluar rumah nak, dia pergi ke kebun binatang bersama ayah dan adiknya.”
Putri kembali kecewa mendengar jawaban dari ibu Ayu. Sia-sia saja dia keluar lewat jendela kamar untuk bermain dengan Ayu. Putri merasa iri dengan Ayu, Ayu bisa bermain bersama adik dan juga ayahnya ke kebun binatang. Sedangkan putri tidak memiliki saudara kandung,papanya pun selalu sibuk kerja.
                Karena tidak ada Ayu di rumah,Putri pamit pulang kepada ibu Ayu. Putri melangkah kecewa. Di jalan menuju rumah, Putri mendengar suara di balik sebuah pohon besar. Putri menghentikan langkahnya dan memastikan suara apa yang didengarnya. Karena penasaran Putri pun berjalan menuju pohon besar itu. Dan ternyata suara yang di dengar Putri itu adalah seekor kucing.
“waahh...lucu sekali...” Putri mendekati kucing tersebut,dan ternyata kucingnya sangat jinak.
“meoong...meoong....” kucing itu terlihat manja ketika putri menyentuhnya. Akhirnya putri memutuskan untuk merawat kucing itu dan membawanya pulang.
                Setibanya di rumah,Putri langsung membawa kucing itu ke kamarnya. Setelah itu dia pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan kucing.
“Putri...kamu mencari apa?” tanya mama yang sedang memasak.
“Putri mau mencari makanan kucing ma..” sahut Putri,sambil sibuk bolak balik di dapur mencari makanan.
“kucing? Kucing siapa nak?” mama putri heran,karena memang di rumah itu tidak ada kucing sebelumnya.
“ kucing Putri ma,,tadi Putri menemukan kucing di luar,lucu ma,,,ya udah...Putri bawa pulang.” Jawab Putri,sambil berlari menuju kamar membawa nasi dan sepotong ayam di piring kecil.
“ Putri...sudah sore,jangan lupa mandi nak...nanti keburu malam..” teriak mama kepada putri.
“iya maa....” sahut putri.
                Keesokan harinya, Putri dibangunkan oleh suara kucingnya.
“meoong...meoong...” kucing itu sepertinya kelaparan. Putri langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan,putri keluar kamar untuk sarapan bersama kucingnya. Di meja makan mama duduk sendirian senyum-senyum melihat handponenya.
“Kok mama senyum-senyum sendiri ya..?” Putri memandangi mamanya,lalu duduk dikursi di samping mamanya.
“pagi ma...” sapa putri kepada mamanya.
“Ma...” sapa putri lagi. Mama putri terlalu asyik memainkan handpone canggihnya sehingga dia tidak sadar dengan kehadiran putrinya. Putri heran melihat tingkah mamanya setiap hari. Putri merasa iri dengan handpone canggih milik mamanya. Mamanya selalu sibuk dengan handpone canggih dan tidak pernah memperhatikan Putri. Putri berfikir,seandainya dia menjadi handpone yang ada di genggaman mamanya,pasti dia sangat bahagia.
                “eh..anak mama sudah bangun rupanya..” setelah beberapa menit Putri duduk diam, mamanya baru menyadari.
“Udah ma...dari tadi malahan,tapi mama sibuk dengan handpone sampai mama tidak mendengarkan putri,sudah berulang kali Putri panggil,tetap saja mama diam.” Jawab Putri kecewa.
“Maafin mama ya sayang...mama benar-benar tidak mendengar.” Ucap mama sambil mengusap kepala putri.
“iya ma..”

                Setelah selesai sarapan,Putri ingat dengan kucing. Putri kehilangan kucingnya. Sebelum sarapan kucing itu masih bersama putri. Putri sedih karena dia lupa memberi makan kucing itu,padahal putri tau kucing itu sudah kelaparan. Putri berusaha mencari kucing di seluruh ruangan rumahnya,tapi tidak juga ditemukan. Putri ingat pohon besar tempat dia menemukan kucing pertama kali. Dia pergi menuju pohon itu,berharap kucing itu kembali ke sana. Tapi sayang,Putri tak menemukan di sana. Putri mencoba mencari di sepanjang jalan.
                “Assalamu’alaikum...” Papa Putri baru saja pulang.
“Wa’alaikumsalam pa..” Mama langsung menyambut kedatangan papa.
“Putri mana ma? Ini kan hari minggu,kok papa nggak melihat dia?” tanya papa.
“Putri lagi dikamar pa,lagi main sama kucing barunya.” Jawab mama,tanpa tau kalau putri sedang di luar rumah.
“Tolong panggilkan Putri ma,,” suruh papa.
“ iya pa...mama panggil ke kamar dulu”

                Setibanya di kamar Putri,mama tidak menemukan seorang pun di dalam kamar. Hanya seekor kucing yang sedang duduk di atas meja belajar Putri. Mamapun mendekati meja belajar itu dan melihat sebuah buku merah jambu milik Putri. Mama penasaran dengan buku itu dan mencoba membacanya. Mama meneteskan air mata ketika membaca tulisan-tulisan putri. Mama menyadari kesalahannya selama ini yang tak pernah memperhatikan putri.Mama berusaha mencari Putri,tapi Putri tidak ditemukan. Mama dan juga papa Putri merasa bersalah karena jarang meluangkan waktu untuk Putri.
                Tak lama setelah itu Putripun pulang dengan wajah sedih. Mama dan Papa langsung memeluk Putri dan meminta maaf atas kesalahannya. Putri sangat bahagia punya orangtua yang sangat menyayanginya. Dan kucing yang dicari Putri masih di rumah Putri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar