Cerpen
Andai Aku Handphone Canggih
Oleh : Eta Aprilia
Suasana di rumah
siang itu agak sepi. Putri melangkah menuju dapur untuk mencari beberapa
makanan. Tak lama kemudian putri kembali dengan beberapa donat yang diletakkan
di atas piring dan segelas sirup dingin. Putri memilih untuk istirahat di kamar
siang itu. Putri biasa mengurung diri di kamarnya,sepulang sekolah dia langsung
masuk kamar. Dia akan keluar kamar jika ada yang diperlukan saja.
Setelah memakan
beberapa donat akhirnya putri merasa kenyang. Dibiarkan saja piring dan gelas
yang telah dipakai itu terletak di atas meja belajar. Setelah selesai makan
biasanya putri membuka sebuah buku berwarna merah jambu,kemudian putri akan
mencoret buku tersebut dengan kata-kata dan isi hatinya. Biasanya dia menulis
puisi,cerpen dan kadang hanya mencoret-coret tak menentu saja. Putri masih
kelas lima SD. Tulisan-tulisannya masih sederhana.
“huuh...bosan.”
Putri menghela nafas kemudian meletakkan pulpen di atas buku merah jambu. Putri
anak tunggal sehingga dia tidak memiliki teman untuk berbagi cerita di
rumahnya. Mama dan papanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“Mama dimana
ya..? mending aku cari mama,mana tau lagi nggak sibuk.” Putri melangkah keluar
kamar menuju ruang tamu. Di sofa dia melihat mama sedang memegang handpone.
Putri berlari-lari kecil menuju sofa tempat mamanya duduk.
“Ma...” sapa
Putri sambil duduk disamping mamanya.
“iya nak...kok
kamu nggak belajar? Nggak ada tugas sekolah hari ini?” tanya mama sambil sibuk
dengan handponenya.
“Lagi nggak ada
tugas ma..” sahut putri.
“ Mama lagi
sibuk ya..?” tanya Putri.
“Iya mama lagi
sibuk sayang...kamu istirahat sana”
“Papa pulang jam
berapa ma?” tanya Putri lagi.
“Papa hari ini
nggak pulang ke rumah sayang...papa ada kerjaan penting di luar.” Putri kecewa
dengan jawaban mamanya,dia berharap papa bisa menemaninya. Ternyata
tidak,malahan papa tidak pulang ke rumah hari itu. Dengan muka cemberut Putri kembali
masuk ke kamar. Dan kembali melakukan kegiatan-kegiatan yang membosankan
menurutnya.
Setelah beberapa
menit duduk diam di dalam kamar,tiba-tiba Putri mengingat temannya Ayu. Putri
memutuskan untuk main ke rumah Ayu.
“Mmm..kalau mama
tau aku ke rumah Ayu pasti nggak di kasih izin. Bagaimana caranya aku bisa ke
rumah Ayu?” Putri bingung bagaimana cara supaya mamanya tidak mengetahui dia
keluar dari rumah.
“O iya...aku
punya cara,keluar lewat jendela saja.” Akhirnya Putri keluar lewat jendela
kamarnya. Putri langsung berlari-lari kecil menuju gerbang depan.
Akhirnya putri
sampai di rumah Ayu.
“Assalamu’alaikum...” Putri mengucapkan salam
sambil mengetuk pintu rumah Ayu.
“Wa’alaikumsalam...”
jawab ibu Ayu sambil membuka pintu.
“eh..Putri, ayo
masuk nak...”
“ Mmm...Putri
mau bertemu Ayu bu...Ayu dimana bu?” tanya Putri kepada ibu Ayu.
“ Ayu baru saja
keluar rumah nak, dia pergi ke kebun binatang bersama ayah dan adiknya.”
Putri kembali kecewa mendengar
jawaban dari ibu Ayu. Sia-sia saja dia keluar lewat jendela kamar untuk bermain
dengan Ayu. Putri merasa iri dengan Ayu, Ayu bisa bermain bersama adik dan juga
ayahnya ke kebun binatang. Sedangkan putri tidak memiliki saudara
kandung,papanya pun selalu sibuk kerja.
Karena
tidak ada Ayu di rumah,Putri pamit pulang kepada ibu Ayu. Putri melangkah
kecewa. Di jalan menuju rumah, Putri mendengar suara di balik sebuah pohon
besar. Putri menghentikan langkahnya dan memastikan suara apa yang didengarnya.
Karena penasaran Putri pun berjalan menuju pohon besar itu. Dan ternyata suara
yang di dengar Putri itu adalah seekor kucing.
“waahh...lucu sekali...” Putri
mendekati kucing tersebut,dan ternyata kucingnya sangat jinak.
“meoong...meoong....” kucing itu
terlihat manja ketika putri menyentuhnya. Akhirnya putri memutuskan untuk
merawat kucing itu dan membawanya pulang.
Setibanya
di rumah,Putri langsung membawa kucing itu ke kamarnya. Setelah itu dia pergi
ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan kucing.
“Putri...kamu mencari apa?” tanya
mama yang sedang memasak.
“Putri mau mencari makanan kucing
ma..” sahut Putri,sambil sibuk bolak balik di dapur mencari makanan.
“kucing? Kucing siapa nak?” mama
putri heran,karena memang di rumah itu tidak ada kucing sebelumnya.
“ kucing Putri ma,,tadi Putri
menemukan kucing di luar,lucu ma,,,ya udah...Putri bawa pulang.” Jawab
Putri,sambil berlari menuju kamar membawa nasi dan sepotong ayam di piring
kecil.
“ Putri...sudah sore,jangan lupa
mandi nak...nanti keburu malam..” teriak mama kepada putri.
“iya maa....” sahut putri.
Keesokan
harinya, Putri dibangunkan oleh suara kucingnya.
“meoong...meoong...” kucing itu
sepertinya kelaparan. Putri langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai
membersihkan badan,putri keluar kamar untuk sarapan bersama kucingnya. Di meja
makan mama duduk sendirian senyum-senyum melihat handponenya.
“Kok mama senyum-senyum sendiri
ya..?” Putri memandangi mamanya,lalu duduk dikursi di samping mamanya.
“pagi ma...” sapa putri kepada
mamanya.
“Ma...” sapa putri lagi. Mama putri
terlalu asyik memainkan handpone canggihnya sehingga dia tidak sadar dengan
kehadiran putrinya. Putri heran melihat tingkah mamanya setiap hari. Putri
merasa iri dengan handpone canggih milik mamanya. Mamanya selalu sibuk dengan
handpone canggih dan tidak pernah memperhatikan Putri. Putri
berfikir,seandainya dia menjadi handpone yang ada di genggaman mamanya,pasti
dia sangat bahagia.
“eh..anak
mama sudah bangun rupanya..” setelah beberapa menit Putri duduk diam, mamanya baru
menyadari.
“Udah ma...dari tadi malahan,tapi
mama sibuk dengan handpone sampai mama tidak mendengarkan putri,sudah berulang
kali Putri panggil,tetap saja mama diam.” Jawab Putri kecewa.
“Maafin mama ya sayang...mama benar-benar
tidak mendengar.” Ucap mama sambil mengusap kepala putri.
“iya ma..”
Setelah
selesai sarapan,Putri ingat dengan kucing. Putri kehilangan kucingnya. Sebelum
sarapan kucing itu masih bersama putri. Putri sedih karena dia lupa memberi
makan kucing itu,padahal putri tau kucing itu sudah kelaparan. Putri berusaha
mencari kucing di seluruh ruangan rumahnya,tapi tidak juga ditemukan. Putri
ingat pohon besar tempat dia menemukan kucing pertama kali. Dia pergi menuju
pohon itu,berharap kucing itu kembali ke sana. Tapi sayang,Putri tak menemukan
di sana. Putri mencoba mencari di sepanjang jalan.
“Assalamu’alaikum...”
Papa Putri baru saja pulang.
“Wa’alaikumsalam pa..” Mama
langsung menyambut kedatangan papa.
“Putri mana ma? Ini kan hari
minggu,kok papa nggak melihat dia?” tanya papa.
“Putri lagi dikamar pa,lagi main
sama kucing barunya.” Jawab mama,tanpa tau kalau putri sedang di luar rumah.
“Tolong panggilkan Putri ma,,” suruh
papa.
“ iya pa...mama panggil ke kamar
dulu”
Setibanya
di kamar Putri,mama tidak menemukan seorang pun di dalam kamar. Hanya seekor
kucing yang sedang duduk di atas meja belajar Putri. Mamapun mendekati meja
belajar itu dan melihat sebuah buku merah jambu milik Putri. Mama penasaran
dengan buku itu dan mencoba membacanya. Mama meneteskan air mata ketika membaca
tulisan-tulisan putri. Mama menyadari kesalahannya selama ini yang tak pernah
memperhatikan putri.Mama berusaha mencari Putri,tapi Putri tidak ditemukan.
Mama dan juga papa Putri merasa bersalah karena jarang meluangkan waktu untuk
Putri.
Tak
lama setelah itu Putripun pulang dengan wajah sedih. Mama dan Papa langsung
memeluk Putri dan meminta maaf atas kesalahannya. Putri sangat bahagia punya
orangtua yang sangat menyayanginya. Dan kucing yang dicari Putri masih di rumah
Putri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar