Minggu, 01 Oktober 2017

Cerpen Anak : Andai Aku Handphone Canggih



Cerpen
Andai Aku Handphone Canggih
Oleh : Eta Aprilia

Suasana di rumah siang itu agak sepi. Putri melangkah menuju dapur untuk mencari beberapa makanan. Tak lama kemudian putri kembali dengan beberapa donat yang diletakkan di atas piring dan segelas sirup dingin. Putri memilih untuk istirahat di kamar siang itu. Putri biasa mengurung diri di kamarnya,sepulang sekolah dia langsung masuk kamar. Dia akan keluar kamar jika ada yang diperlukan saja.
Setelah memakan beberapa donat akhirnya putri merasa kenyang. Dibiarkan saja piring dan gelas yang telah dipakai itu terletak di atas meja belajar. Setelah selesai makan biasanya putri membuka sebuah buku berwarna merah jambu,kemudian putri akan mencoret buku tersebut dengan kata-kata dan isi hatinya. Biasanya dia menulis puisi,cerpen dan kadang hanya mencoret-coret tak menentu saja. Putri masih kelas lima SD. Tulisan-tulisannya masih sederhana.
“huuh...bosan.” Putri menghela nafas kemudian meletakkan pulpen di atas buku merah jambu. Putri anak tunggal sehingga dia tidak memiliki teman untuk berbagi cerita di rumahnya. Mama dan papanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“Mama dimana ya..? mending aku cari mama,mana tau lagi nggak sibuk.” Putri melangkah keluar kamar menuju ruang tamu. Di sofa dia melihat mama sedang memegang handpone. Putri berlari-lari kecil menuju sofa tempat mamanya duduk.
“Ma...” sapa Putri sambil duduk disamping mamanya.
“iya nak...kok kamu nggak belajar? Nggak ada tugas sekolah hari ini?” tanya mama sambil sibuk dengan handponenya.
“Lagi nggak ada tugas ma..” sahut putri.
“ Mama lagi sibuk ya..?” tanya Putri.
“Iya mama lagi sibuk sayang...kamu istirahat sana”
“Papa pulang jam berapa ma?” tanya Putri lagi.
“Papa hari ini nggak pulang ke rumah sayang...papa ada kerjaan penting di luar.” Putri kecewa dengan jawaban mamanya,dia berharap papa bisa menemaninya. Ternyata tidak,malahan papa tidak pulang ke rumah hari itu. Dengan muka cemberut Putri kembali masuk ke kamar. Dan kembali melakukan kegiatan-kegiatan yang membosankan menurutnya.
Setelah beberapa menit duduk diam di dalam kamar,tiba-tiba Putri mengingat temannya Ayu. Putri memutuskan untuk main ke rumah Ayu.
“Mmm..kalau mama tau aku ke rumah Ayu pasti nggak di kasih izin. Bagaimana caranya aku bisa ke rumah Ayu?” Putri bingung bagaimana cara supaya mamanya tidak mengetahui dia keluar dari rumah.
“O iya...aku punya cara,keluar lewat jendela saja.” Akhirnya Putri keluar lewat jendela kamarnya. Putri langsung berlari-lari kecil menuju gerbang depan.
Akhirnya putri sampai di rumah Ayu.
 “Assalamu’alaikum...” Putri mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah Ayu.
“Wa’alaikumsalam...” jawab ibu Ayu sambil membuka pintu.
“eh..Putri, ayo masuk nak...”
“ Mmm...Putri mau bertemu Ayu bu...Ayu dimana bu?” tanya Putri kepada ibu Ayu.
“ Ayu baru saja keluar rumah nak, dia pergi ke kebun binatang bersama ayah dan adiknya.”
Putri kembali kecewa mendengar jawaban dari ibu Ayu. Sia-sia saja dia keluar lewat jendela kamar untuk bermain dengan Ayu. Putri merasa iri dengan Ayu, Ayu bisa bermain bersama adik dan juga ayahnya ke kebun binatang. Sedangkan putri tidak memiliki saudara kandung,papanya pun selalu sibuk kerja.
                Karena tidak ada Ayu di rumah,Putri pamit pulang kepada ibu Ayu. Putri melangkah kecewa. Di jalan menuju rumah, Putri mendengar suara di balik sebuah pohon besar. Putri menghentikan langkahnya dan memastikan suara apa yang didengarnya. Karena penasaran Putri pun berjalan menuju pohon besar itu. Dan ternyata suara yang di dengar Putri itu adalah seekor kucing.
“waahh...lucu sekali...” Putri mendekati kucing tersebut,dan ternyata kucingnya sangat jinak.
“meoong...meoong....” kucing itu terlihat manja ketika putri menyentuhnya. Akhirnya putri memutuskan untuk merawat kucing itu dan membawanya pulang.
                Setibanya di rumah,Putri langsung membawa kucing itu ke kamarnya. Setelah itu dia pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan kucing.
“Putri...kamu mencari apa?” tanya mama yang sedang memasak.
“Putri mau mencari makanan kucing ma..” sahut Putri,sambil sibuk bolak balik di dapur mencari makanan.
“kucing? Kucing siapa nak?” mama putri heran,karena memang di rumah itu tidak ada kucing sebelumnya.
“ kucing Putri ma,,tadi Putri menemukan kucing di luar,lucu ma,,,ya udah...Putri bawa pulang.” Jawab Putri,sambil berlari menuju kamar membawa nasi dan sepotong ayam di piring kecil.
“ Putri...sudah sore,jangan lupa mandi nak...nanti keburu malam..” teriak mama kepada putri.
“iya maa....” sahut putri.
                Keesokan harinya, Putri dibangunkan oleh suara kucingnya.
“meoong...meoong...” kucing itu sepertinya kelaparan. Putri langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan badan,putri keluar kamar untuk sarapan bersama kucingnya. Di meja makan mama duduk sendirian senyum-senyum melihat handponenya.
“Kok mama senyum-senyum sendiri ya..?” Putri memandangi mamanya,lalu duduk dikursi di samping mamanya.
“pagi ma...” sapa putri kepada mamanya.
“Ma...” sapa putri lagi. Mama putri terlalu asyik memainkan handpone canggihnya sehingga dia tidak sadar dengan kehadiran putrinya. Putri heran melihat tingkah mamanya setiap hari. Putri merasa iri dengan handpone canggih milik mamanya. Mamanya selalu sibuk dengan handpone canggih dan tidak pernah memperhatikan Putri. Putri berfikir,seandainya dia menjadi handpone yang ada di genggaman mamanya,pasti dia sangat bahagia.
                “eh..anak mama sudah bangun rupanya..” setelah beberapa menit Putri duduk diam, mamanya baru menyadari.
“Udah ma...dari tadi malahan,tapi mama sibuk dengan handpone sampai mama tidak mendengarkan putri,sudah berulang kali Putri panggil,tetap saja mama diam.” Jawab Putri kecewa.
“Maafin mama ya sayang...mama benar-benar tidak mendengar.” Ucap mama sambil mengusap kepala putri.
“iya ma..”

                Setelah selesai sarapan,Putri ingat dengan kucing. Putri kehilangan kucingnya. Sebelum sarapan kucing itu masih bersama putri. Putri sedih karena dia lupa memberi makan kucing itu,padahal putri tau kucing itu sudah kelaparan. Putri berusaha mencari kucing di seluruh ruangan rumahnya,tapi tidak juga ditemukan. Putri ingat pohon besar tempat dia menemukan kucing pertama kali. Dia pergi menuju pohon itu,berharap kucing itu kembali ke sana. Tapi sayang,Putri tak menemukan di sana. Putri mencoba mencari di sepanjang jalan.
                “Assalamu’alaikum...” Papa Putri baru saja pulang.
“Wa’alaikumsalam pa..” Mama langsung menyambut kedatangan papa.
“Putri mana ma? Ini kan hari minggu,kok papa nggak melihat dia?” tanya papa.
“Putri lagi dikamar pa,lagi main sama kucing barunya.” Jawab mama,tanpa tau kalau putri sedang di luar rumah.
“Tolong panggilkan Putri ma,,” suruh papa.
“ iya pa...mama panggil ke kamar dulu”

                Setibanya di kamar Putri,mama tidak menemukan seorang pun di dalam kamar. Hanya seekor kucing yang sedang duduk di atas meja belajar Putri. Mamapun mendekati meja belajar itu dan melihat sebuah buku merah jambu milik Putri. Mama penasaran dengan buku itu dan mencoba membacanya. Mama meneteskan air mata ketika membaca tulisan-tulisan putri. Mama menyadari kesalahannya selama ini yang tak pernah memperhatikan putri.Mama berusaha mencari Putri,tapi Putri tidak ditemukan. Mama dan juga papa Putri merasa bersalah karena jarang meluangkan waktu untuk Putri.
                Tak lama setelah itu Putripun pulang dengan wajah sedih. Mama dan Papa langsung memeluk Putri dan meminta maaf atas kesalahannya. Putri sangat bahagia punya orangtua yang sangat menyayanginya. Dan kucing yang dicari Putri masih di rumah Putri.

Metode dan Strategi Berbicara




MAKALAH
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA KELAS TINGGI
“Metode dan Strategi Kemampuan Berbicara”



Disusun Oleh : Kelompok II
Eta Aprilia (15129098)
Nur Elisa Putri (151291)
Rima Mulyani (15129110)
Sepni Wirna (15129112)

Seksi    : 15 BKT 07

Dosen Pembimbing     : Dr. Taufina Taufik, M.Pd


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
 


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap siswa. Secara sederhana menurut berbicara menurut Akhadiah,dkk(dalam Taufina Taufik.2016:91) mengemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara memiliki tujuab untuk membrikan informasi kepada penerima informasi (komunikan),dimana informasi tersebut harus bisa dipahami dengan baik oleh si penerima informasi. Dalam hal ini guru berperan memberikan informasi kepada siswa dengan baik dan dapat dipahami dan dilaksanakan apa yang diperintahkan, maka diperlukan strategi berbicara yang tepat.
Oleh karena hal itu, dalam makalah ini diijabarkan beberapa stategi berbicara yang dapat dipakai oleh guru dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kemampuan berbicara?
2.      Apa tujuan berbicara?
3.      Apa manfaat berbicara?
4.      Bagaimana metode dan strategi dalam berbicara?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian kemampuan berbicara.
2.      Mengetahui tujuan berbicara.
3.      Mengetahui manfaat berbicara.
4.      Mengetahui apa saja metode dan strategi dalam berbicara.


BAB II
PEMBAHASAN

METODE DAN STRATEGI BERBICARA

A.    Pengertian Berbicara
Pentingnya keterampilan berbicara bukan saja bagi guru, tetapi juga bagi siswa sebagai subjek dan objek didik. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dituntut terampil berbicara. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Suyoto (2003:32) bahwa seseorang yang terampil berbicara cenderung berani tampil di masyarakat. Dia juga cenderung memiliki keberanian untuk tampil menjadi pemimpin pada kelompoknya.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1993 : 15).
Pendapat yang sama disampaikan oleh Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain.
Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang kalau tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau takut salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau keterampilan berbicara itu semakin jauh dari penguasaan. Keterampilan berbicara lebih mudah dikembangkan apabila murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara alami kepada orang lain, dalam kesempatan-kesempatan yang bersifat informal. Selama kegiatan belajar disekolah, guru menciptakan berbagai lapangan pengalaman yang memungkinkan murid-murid mengembangkan kemampuan berbicara.


B.     Manfaat Berbicara
            Menurut Samsuri dan Sadtono (1990 :34), keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD,diarahkan agar siswa memiliki kemampuan untuk :
1.      Berpragmatik secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan.
2.      Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3.      Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan kreatiif untuk berbagai tujuan.
4.      Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan iteklektual serta kematangan emosional dan sosial. 

C.     Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan (1991 : 134-135), “Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu :
1.      Menghibur
2.      Menginformasikan
3.      Menstimulasikan
4.      Meyakinkan pendengar terhadap sesuatu.
5.      Menggerakkan pendengar dengan kepandaian dalam berbicara.

D.    Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Terdapat metode-metode pembelajaran dari metode yang berpusat pada guru (ekspositori), seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, sampai dengan metode yang berpusat pada siswa (discovery/ inquiry), seperti eksperimen.
1.      Metode ceramah merupakan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas.
2.      Metode tanya jawab merupakan metode mengajar dimana guru menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual.
3.      Metode diskusi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah.
4.      Metode kerja kelompok, dengan metode ini siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
5.      Metode demonstrasi dan eksperimen, dengan demonstrasi guru atau narasumber atau siswa mengadakan suatu percobaan.
6.      Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan metode mengajar dengan   cara mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial. Merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
7.      Metode pemberian tugas belajar dan resitasi, dengan metode ini guru memberikan tugas, siswa mempelajari kemudian melaporkan hasilnya.
8.      Metode karyawisata, merupakan suatu metode mengajar di mana guru mengajak siswa ke suatu objek tertentu dalam kaitannya dengan mata pelajaran di sekolah.
9.      Drill atau pemberian latihan merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang dipelajari.
10.  Metode debat, merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
11.  Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
                                                                      
12.  Cooperative Script, adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
13.  Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis.
14.  Metode Jigsaw, dalam metode ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/ subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.

E.     Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi atau communication strategies (Thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yakni:
1.           Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point)
2.           Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh: mesjid
3.           Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.
4.           Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa yang sopan pada orang yang lebih tua.
5.             Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan.

Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berbicara menurut Taufina (2016 : 101-128) :
1.      Mendongeng
Langkah-langkah mendongeng untuk kelas tinggi:
1)      Siswa mendapatkan lembaran teks dongeng singkat dari guru.
2)      Siswa membaca dongeng dalam hati.
3)      Siswa mendongeng secara lisan ke depan kelas.
4)      Guru memberikan tanggapan kepada siswa yang membaca dongeng.
5)      Siswa kembali membacakan dongeng ke depan kelas (siswa yang berbeda dari siswa sebelumnya).
6)      Guru memberikan tanggapan kepada siswa yang membaca dongeng.
7)      Siswa menyimak dongeng yang dibacakan oleh guru dengan benar.
8)      Guru berhenti bercerita dan bertanya jawab dengan siswa jika dalam dongeng terdapat nilai-nilai kehidupan.
9)      Siswa diminta kembali membacakan dongeng ke depan kelas untuk melihat pemahaman siswa.

2.      Bermain Peran
Langkah-langkah bermain peran:
a.       Siswa mendapatkan lembaran teks drama dari guru, dalam teks drama tersebut banyak melakukan gerakan dan ekspresi.
b.      Siswa membaca dan menghayati teks drama.
c.       Siswa diminta untuk memerankan masing-masing tokoh dalam teks drama dengan melihat teks di depan kelas (jika ada tiga tokoh maka dibutuhkan tiga siswa).
d.      Siswa lain menanggapi drama singkat siswa yang tampil tadi, baik dari segi mimik, intonasi maupun ekspresinya.
e.       Siswa diminta kembali memerankan masing-masing tokoh dalam teks drama dengan melihat teks didepan kelas (bukan siswa yang tadi tampil melainkan siswa lainnya).
f.       Siswa lain menanggapi drama singkat siswa yang tampil tadi,baik dari segi mimik, intonasi maupun ekspresinya.
g.      Guru meluruskan bagaimana seharusnya ekspresi, intonasi, mimik yang tepat pada teks drama dengan memerankan secara langsung tokoh yang ada dalam teks drama.
h.      Guru berhenti berdrama saat ada nilai-nilai kehidupan dan bertanya jawab dengan siswa seputar nilai tersebut.
i.        Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang dalam tiap kelompok terdapat maksimal lima siswa dan minimal tiga siswa.
j.        Siswa mendapatkan lembaran teks drama sederhana dari guru, masing-masing kelompok mendapatkan teks drama yang berbeda.
k.      Siswa diminta menghafalkan teks drama dan menampilkannya ke depan kelas jika hari itu bisa ditampilkan jika tidak ditampilkan pada pertemuan berikutnya.
l.        Siswa dari kelompok lain menanggapi drama yang dilakukan oleh kelompok yang tampil.
m.    Kelompok kedua menampilkan dramanya ke depan kelas dan seterusnya.
n.      Guru menanggapi semua kelompok yang telah tampil baik intonasi, mimik maupun ekspresi.

3.      Cerita Berantai
Langkah-langkah cerita berantai:
a.       Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang dalam setiap kelompok terdapat  delapan siswa.
b.      Siswa mendengarkan ketentuan-ketentuan dalam kegiatan.
c.       Siswa berdiri di kelompok masing-masing dari depan ke belakang di bawah bimbingan guru.
d.      Siswa di barisan pertama masing-masing kelompok diajak ke luar kelas dan diberikan sebuah teks cerita sederhana atau disampaikan secara langsung oleh guru dan dihafalkan,kemudian kembali ke tempat duduk semula.
e.       Siswa yang barisan pertama tadi membisikan ke teman yang berada di bangku kedua setelah aba-aba yang diberikan guru. Siswa yang di bangku kedua membisikannya kepada siswa yang berada di bangku ketiga dan seterusnya hingga siswa terakhir.
f.       Siswa terakhir dari anggota kelompok yang telah mendengarkan bisikan dari teman di depannya mengangkat tangannya.
g.      Siswa yang mengangkat tangan menyampaikan secara lisan hasil bisikan yang diterima dari teman yang di depannya.
h.      Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil simakannya.
i.        Masing-masing siswa terakhir dari setiap kelompok menyapaikan secara lisan hasil simakannya di depan kelas.
j.        Masing-masing siswa di bagian depan memberikan tanggapan dan menyampaikan secara lisan apa yang disimak saat di luar kelas tadi.
k.      Guru meluruskan jika ada hasil simakan yang salah dari siswa.
l.        Siswa yang berdiri di bagian depan pindah ke bagian belakang dan siswa yang berdiri diuurutan kedua melangkah ke depan menggantikan siswa pertama yang pindah ke belakang.
m.    Masing-masing siswa di bagian depan kembali diajak ke luar kelas untuk mendengarkan simakan yang akan disampaikan kepada teman-teman dan seterusnya sama seperti kegiatan pertama.

4.      Media Gambar dalam Bercerita
Langkah-langkah media gambar dalam bercerita:
a.       Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas empat siswa.
b.      Siswa duduk dalam kelompok di bawah bimbingan guru.
c.       Siswa menyimak kegiatan yang akan dilakukan.
d.      Siswa mendapatkan beberapa potongan gambar yang saling berhubungan satu sama lain yang disusun secara acak oleh guru (maksimal sembilan potongan gambar dan minimal lima potongan gambar).
e.       Siswa mendengarkan judul cerita tentang gambar.
f.       Siswa berdiskusi bersama kelompok maing-masing untuk menetukan susunan gambar yang benar.
g.      Kelompok siswa yang pertama berhasil menyusun gambar mengacungkan tangannya dan memperlihatkan kepada kelompok lain serta menceritakan cerita dari gambar ke depan kelas.
h.      Kelompok lain menanggapi susunan cerita.
i.        Siswa dari masing-masing kelompok menceritakan hasil susunan gambar ke depan kelas seperti kelompok pertama.
j.        Guru memajang gambar urutan cerita yang benar di papan tulis.
k.      Siswa menyimak cerita guru yang disesuaikan dengan gambar yang telah disusun secara berurutan.
l.        Guru berhenti bercerita dan bertanya  jawab jika ada dalam cerita terdapat nilai-nalai kehidupan.

5.      Menyajikan Informasi atau Pidato
Langkah-langkah menyajikan informasi (pidato):
a.       Siswa mendengarkan penjelasan tentang pidato, cara membuat pidato dan lainnya yang berhubungan dengan pidato.
b.      Siswa mempersiapkan perlengkapan untuk membuat pidato.
c.       Siswa membuat sebuah pidato sederhana di bawah bimbingan guru, yang temanya ditentukan oleh siswa sendiri ataupun dari guru.
d.      Beberapa siswa membacakan pidato hasil karangannya ke depan kelas.
e.       Siswa lain menanggapi pidato yang disampaikan teman, baik dari segi ekspresi, isi pidato dan lainnya.
f.       Guru ikut serta memberikan tanggapannya.
g.      Siswa menyimak pidato yang disampaikan  oleh guru (saat berpidato usahakan banyak interaksi dengan siswa agar tidak terkesan monoton).
h.      Guru berhenti pidato jika ada nilai-nilai kehidupan dan bertanya jawab tentang nilai-nilai tersebut.
i.        Siswa mengumpulkan pidato yang telah dibuatnya tadi kepada guru.


6.      Berpatisipasi dalam Diskusi
Langkah-langkah berpatisipasi dalam diskusi:
a.       Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari empat siswa.
b.      Siswa menyimak informasi berupa materi yang disampaikan oleh guru.
c.       Siswa bertanya seputar materi kepada guru (jika tidak ada siswa yang bertanya maka gruru sendirilah yang membuat pertanyaan).
d.      Guru meminta masing-masing kelompok memberikan pendapatnya terhadap solusi permasalahan.
e.       Siswa berduskusi dengan anggota kelompok untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
f.       Masing-masing kelompok memberikan pendapatnya terhadap solusi permasalahan.
g.      Siswa lain menanggapi pendapat siswa tersebut dan memberikan pendapat juga atas permasalahan.
h.      Guru mengarahkan jawaban siswa ke arah yang benar jikajawaban siswa salah.
i.        Siswa bersama dengan guru menyimpulkan solusi dari permasalahan.

7.      Sandiwara Boneka
Langkah-langkah sandiwara boneka:
a.       Siswa menyimak penjelasan guru tentang sandiwara boneka.
b.      Siswa menyimak video tentang sandiwara boneka yang diputarkan oleh guru.
c.       Siswa bertanya jawab tentang video yang diputarkan ataupun seputar sandiwara boneka.
d.      Siswa dibagi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari empat siswa.
e.       Masing-masing perwakilan anggota kelompok mengambil gulungan kertas untuk menentukan judul sandiwara boneka yang akan diperankan oleh masing-masing siswa (gulungan kertas telah dipersiapkan guru sebelum pembelajaran dimulai).
f.       Siswa mendapakan naskah cerita yang sesuai dengan judul pada gulungan kertas yang diambil dari guru.
g.      Siswa mendapatkan boneka tangan yang sesuai perannya dari guru (guru juga sudah menyiapkan semua boneka tangan yang diiperlukan dalam semua cerita siswa).
h.      Siswa diberikan waktu untuk menghafal teks cerita dan berlatih memainkan boneka tangan.
i.        Masing-masing siswa menampilkan sandiwara boneka tangan sesuai cerita yang didapat di depan kelas dan kelompok lain menanggapi penampilan tersebut.
j.        Guru memberikan penilaian terhadap masing-masing kelompok.
k.      Masing-masing kelompok diminta untuk lebih berlatih lagi di rumah dalam memainkan sandiwara boneka (melatih kembali penguasaan cerita yang telah ditampilkan oleh kelompok).
l.        Siswa menampilkan sandiwara boneka lagi di pertemuan selanjutnya setelah siswa berlatih di rumah.

8.      Lihat Ucap
Langakh-langkah lihat ucap:
a.       Guru mempersiapkan benda-benda yang akan dipergunakan dalam kegiatan.
b.      Siswa memperhatikan benda yang dipajang oleh guru di papan tulis.
c.       Siswa mengucapkan benda yang dipajang di depan kelas secara benar dan jelas.
d.      Siswa kembali melihat benda yang dipajang guru dan kembali mengucapkannya.
e.       Untuk kegiatan selanjutnya guru mempersiapkan benda-benda di tempat yang tertutup yang tidak terlihat oleh siswa.
f.       Siswa dibagi beberapa kelompok yaitu satu kelompok empat siswa.
g.      Masing-masing siswa duduk secara melingkar di bawah bimbingan guru.
h.      Satu persatu anggota masing-masing kelompok dipanggil ke depan kelas dan diberi waktu 30 detik untuk melihat benda tersebut.
i.        Siswa kembali ke kelompoknya dan digantiakn oleh teman lainnya dan diberi waktu yang sama juga dan seterusnya.
j.        Setelah semua siswa mengamati benda, siswa diminta saling berdiskusi dengan dengan anggota kelompoknya tentang benda apa saja yang dilihatnya.
k.      Masing-masing kelompok menyebutkan benda yang dilihat secara lisan ke depan kelas.
l.        Siswa dari kelompok lain menanggapi benda yang disebutkan oleh kelompok yang tampil.
m.    Untuk memastikannya guru memperlihatkan semua benda yang dilihat kepada siswa.
n.      Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan benda apa saja yang dilihat.

9.      Membaca PuisI secara Kor
Langkah- langkah bercerita membaca puisi secara kor:
a.       Sisiwa mendengarkan penjelasan tentang membaca puisi secara kor.
b.      Guru membacakan sebuah puisi secra perlahan denga intonasi dan ekspresi yang benar(dibacakan perbaris dan melanjutkan puisi setelah siswa mengulang baris pertama puisi yang dibacakan tadi).
c.       Siswa mengulang puisi yang dibacakan oleh guru secara serempak (mengulang perbaris).
d.      Guru membacakan kembali baris kedua dan diikuti secara serempakoleh siiswa dan seterusnya sampai akhir puisi.
e.       Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri atas enam siswa.
f.       Masing-masing kelompok mendapatkan lembaran puisi yang berbeda.
g.      Siswa di bawah bimbingan guruberlatih membaca puisi secra kor.
h.      Masing-masing kelompok menampilkan secara sederhana berpuisi secara kor di depan kelas dengan melihat teks puisi.
i.        Kelompok lain dan guru menanggapi puisi secar jor yang ditampilkan masing-masing kelompok.
j.        Siswa menyimak masukan dari guru.
k.      Masing-masing kelompok diminta berlatih membaca puisi secara kor di rumah dan ditampilkan di pertemuan berikutnya.
l.        Siswa bersam guru menyimpulkan solusi dari permasalahan .

10.  Ulang Ucap
Langkah-langkah ulang ucap:
a.       Guru mempersiapkan kalimat yang berhubungan dengan pengetahuan
b.      Siswa menyimak kalimat yang dibacakan oleh guru.
c.       Siswa mengulang kembali kalimat uang diseutkan oleh guru secar bergantian di depan kelas.
d.      Guru menaggapi bacaan dari masing-masing siswa.
e.       Siswa kembali menyimak kalimat yang disbutkan guru.
f.       Siswa kembali mengulang kalimta yang diucapkan gurudi depan kelas seperti kegiatan pertama.
g.      Jika terdapat pemahaman kalimat yang diucapkan misalnya nilai-nilai ilmu pengetahuan, siswa dan guru melakukan tanya jawab.

11.  Bercakap-cakap
Langkah-langkah bercakap-cakap:
a.       Siswa bertanya jawab dengan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
b.      Siswa menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan nantinya, yaitu buku.
c.       Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
d.      Siswa duduk secar melingkar berkelompok.
e.       Siswa menyimak penjelasan kegiatan yang akan dilakukan dalam kelompok.
f.       Siswa menyimak dan mencatat permasalahan yang akan didiskusikan dalam kelompok.
g.      Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya tentang solusi dari permasalahan.
h.      Masing-masing kelomppok melaporkan hasil percakapan dengan kelompoknyadi depan kelas.
i.        Kelompok lain menanggapi hasil percakapan kelompok yang tampil.
j.        Guru memberikan masukan kepada siswa dam meluruskan pendapat siswa jika pendapat salah atau kurang mengarah.
k.      Siswa menyimpulkan solusi dari permasalahn di bawah bimbingan guru.
Contoh: guru meminta siswa membahas percakapan cara meghormati teman dan guru disekolah.

12.  Modelling the Way
Langkah-langkah modelling the way:
a.       Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar, satu kelompok terdiri dari empat siswa.
b.      Siswa duduk secar melingkar di kelompok masing-maing.
c.       Masing-masing diberikan judul tema kegiatan yang berbeda.
d.      Masing-masing kelompok berdiskusi untuk merancang skenario apasaja yang dilakukan dalam kegiatan tersebut secara berurutan misalnya kegiatan bangun tidur sampai pergi ke sekolah.
e.       Masing-masing kelompok menampilkan skenario di depan kelas.
f.       Kelompok lain menanggapi skenario kelompok tampil.
g.      Siswa mendengarkan penjelasan guru baik berupa perbaikan skenario dan lainnya.
Contoh: siswa membuat skenario langkah-langkah membuat segelas teh manis.

13.  Laporan Lisan
Langkah-langkah laporan lisan :
a.       Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
b.      Siswa duduk secara bersama dalam kelompok di bawah bimbingan guru.
c.       Masing-masing kelompok melakukan percobaan seperti percobaan rangkaian seri dan paralel.
d.      Masing-masing siswa saling bekerjasama untuk membuktikan rangkaian seri dan pararel yang telah dijelaskan secara teori dalam materi pelajaran.
e.       Masing-masing kelompok membuat hasil laporan tentang percobaan.
f.       Masing-masing kelompok mengumpulkan laporannya kepada guru.
g.      Masing-masing kelompok menyebutkan hasil laporannya di depan kelas.
h.      Kelompok lain menanggapi hasil laporan teman.
i.        Untuk membuktikan hasil laporan sisiwa, guru kembali melakukan percobaan rangkaian seri dan paralel dan diperhatikan oleh siswa.
j.        Siawa menyimpulkan secara tepat simpulan dari percobaan.

14.  Bernain Drama
Langkah-langkah bernain drama
a.       Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang drama.
b.      Siswa menyimak mimik, intonasi, dan ekspresi, guru saat guru membacakan drama.
c.       Siswa dibagi dalam beberapa kelompok,1 kelompok terdiri dari 4-6 siswa.
d.      Siswa duduk secara bersama dalam kelompok.
e.       Masing-masing kelompok mendapatkan naskah drama yang berbeda dari guru.
f.       Masing-masing kelompok membagi peran anggota kelompoknya.
g.      Masing-masing kelompok berlatih memainkan peran dalam naskah drama dibawah bimbingan guru.
h.      Masing-masing kelompok menampilkan drama kedepan kelas dengan melihat teks atau tanpa teks bagi siswa yang sudah dihafal.
i.        Kelompok lain memberikan pendapat tentang penampilan kelompok yang tampil.
j.        Masing-masing kekompok mendapatkan masukan dari guru.
k.      Masing-masing kelompok diminta untuk melatih kembali drama dirumah dan ditampilkan secara lisan pada pertemuan berikutnya.

15.  Parafrase
Langkah-langkah parafrase:
a.       Siswa menyimak penjelasan guru tentang parafrase.
b.      Siswa bertanya jawab terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
c.       Siswa mempersiapkan perlengkapan untuk kegiatan (buku dan pena).
d.      Siswa menyimak puisi yang dibacaan guru.
e.       Siswa menulis prosa yang berhubungan dengan puisi yang telah dibacakan tadi (isi dari puisi tersebut).
f.       Beberapa siswa menceritakan prosa yang telah dibuatnya kedepan kelas.
g.      Siswa lain menanggapiprosa yang dibacakan.
h.      Siswa mengumpulkan prosa yang telah dibuat tadi kepada guru.
i.        Guru menulis puisi yang dibacakan di papan tulis.
j.        Siswa di bawah bimbingan guru menyebutkan kata kunci yang terdapat pada puisi untuk merangkai sebuah prosa.

16.  Wawancara
Langkah-langkah wawancara:
a.       Siswa mendengarkan informasi dari guru bahwa akan diadakan suatu kegiatan wawancara.
b.      Siswa mempersiapkan perlengkapan  yang digunakan saat wawancara.
c.       Siswa menyusun pertanyaan yang akan ditanyakan di bawah bimbingan guru seperti siapa nama, tempat tinggal, dan lainnya.
d.      Siswa melakukan wawancara dengan teman sebangku secara bergantian.
e.       Siswa menyimak dan mencatat jawaban pertanyaan dari narasumber.
f.       Siswa membuat laporan hasil wawancara dengan teman sebangku.
g.      Siswa membacakan hasil wawancara ke depan kelas.
h.      Siswa yang menjadi narasumber menanggapi benar atau salah hasil wawancara.
i.        Siswa mengumpulkan hasil wawancara kepada guru.

17.  Deskripsi Benda
Langkah-langkah deskripsi benda:
a.       Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
b.      Siswa duduk dalam kelompok di bawah bimbingan guru.
c.       Siswa mendengar ketentuan dalam kegiatan kelompok yang disebutkan oleh guru.
d.      Siswa menyimak deskripsi benda yang disebutkan guru.
e.       Siswa bertanya tentang deskripsi benda yang disebutkan guru, 1 kelompok bertanya dengan maksimal 2 pertanyaan.
f.       Siswa kembali mendengarkan petunjuk benda yang disampaikan guru.
g.      Siswa yang pertama menunjuk tangan, menyebutkan isi jawabannya dan jika jawaban siswa benar, siswa menuliskannya ke papan tulis dan mendapatkan poin untuk kelompoknya.
h.      Siswa mendengarkan penjelasan guru dan bertanya tentang jawabannya.
i.        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan poin terbanyak.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1993 : 15).
Menurut Tarigan (1991 : 134-135), “Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu : Menghibur, Menginformasikan, Menstimulasikan, Meyakinkan pendengar terhadap sesuatu dan Menggerakkan pendengar dengan kepandaian dalam berbicara.
Startegi dalam berbicara diantaranya : mendongeng,bermain peran, cerita berantai, media gambar dalam bercerita, menyajikan informasi (pidato), berpartisipasi dalam diskusi, sandiwara boneka, lihat ucap, bercerita atau membaca puisi secara kor, ulang ucap, bercakap-cakap, modelling the way, laporan lisan, bermain drama, parafrase, wawancara dan deskripsi benda.

B.     Saran
Dari makalah yang telah  penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik  dari para pembaca, agar dapat memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.




DAFTAR PUSTAKA

Taufina, 2006. Mozaik Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: Angkasa
Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.